Tuesday, December 12, 2006

Selamat Datang, Pasar Bebas

Oleh Ario Djatmiko
Jawapos Selasa, 12 Des 2006


Siapa yang menanam dia yang menuai, reciprocity.
Confusius

Demokrasi itu ada di pasar dan hak asasi manusia (HAM) sepenuhnya juga ada di pasar. Joke, apakah lantas kita bisa membeli hak asasi di pasar? Bukan begitu maksud Adam Smith! Di pasarlah proses demokrasi sepenuhnya berjalan dan hak asasi terjunjung. Memilih dan membelanjakan uangnya sendiri adalah hak setiap manusia. Smith percaya, kebebasan membeli akan menggiring kita ke arah mutually benefit reciprocity.

Mekanisme Pasar

Pembeli datang ke pasar membawa keinginan, kebutuhan, nafsu, dan terpenting value-nya sendiri. Penjual ke pasar membawa produk dengan harapan produknya cocok dengan value pembeli dan transaksi pun terjadi. Tidak ada paksaan dan kedua belah pihak puas. Apakah ada moral di sana? Di sini, pepatah, "Every dog gets one bite" bermakna dalam. Trust adalah dasar utama setiap jual-beli. Siapa yang melukai kepercayaan pasti terpental. Di sinilah invisible hand itu bekerja.

Adam Smith yakin bila pasar dibiarkan bebas bekerja, keinginan akan tercapai, kepuasan manusia terus berlanjut, every body happy. Adakah sisi lain dari mekanisme pasar? Ramalan Friedman benar, dunia tidak lagi di bawah superpower, tetapi supermarket. Lantas, benarkah every body happy?

Jelas, pasar hanya diperuntukkan yang mampu membeli dan mampu menjual. Yang tidak mampu membawa produk yang sesuai dengan selera dan harga pembeli akan tersingkir, mati. Bukan salah pasar, salahnya sendiri tidak becus berjualan. Korban pun berjatuhan! Prinsip, ada uang, ada barang! Pasar bukan untuk orang yang tidak beruang. Pasar tidak mengurusi perasaan kasihan. Pengemis adalah kotoran yang paling kotor untuk kegiatan pasar.

Jelas, di sini perspektif moral berbeda. Social Darwinisme yang diusung Spencer merupakan basis bekerjanya mekanisme pasar. Competition was natural law and the basis for natural selection. For human society that only the fittest individuals would survive. Manusia hanyalah perpanjangan evolusi dari binatang dan hukum rimba tak akan pernah berubah. Di sini pasar adalah killing field, yang kuat membunuh yang lemah, itu pasti.

Tampaknya, Adam Smith tidak membayangkan, pasar akan melebar seperti ini. Benarkah, prinsip Confusius, reciprocity tetap dapat memberi jawaban di saat jarak dan waktu sudah tidak ada lagi di bumi ini?

Peradaban Tertinggal

Pernahkah dulu kita berpikir bahwa memesan tiket dan memilih seat pesawat hanya dengan klik dari rumah? Semua sudah berubah! Teknologi melompat tak terbayangkan dan kita tidak tahu lagi apa yang terjadi esok. Nilai-nilai, cara pandang, cara merasakan, cara bekerja, dan semuanya telah berubah (Thomas L. Friedman, The World is Flat).

Teori Chaos benar, pasar adalah sistem hidup yang tidak pernah berhenti bergerak mencari bentuk baru. Ekonomi baru telah hadir. Ekonomi informasi membawa perubahan mendasar pada sistem produksi pertanian, perindustrian, dan jasa. Dibutuhkan manusia pekerja yang sama sekali berbeda. Jaringan antarperusahaan global merambah ke segala bidang dan jauh ke perifer, bak hantu membunuh peluang manusia untuk usaha dan kerja. Outsourcing, franchise, dan hybrid lonceng kematian untuk si kecil apa lagi pencari kerja. Munculnya industri robot, bencana besar untuk pekerja otot.

Downsizing dan efisiensi adalah istilah teramat keji. Dan, bangkai-bangkai globalisasi akan terus berjatuhan! Suara Confusius, reciprocity yang terjadi di perifer tak terdengar lagi di telinga pemilik saham. Alvin Toffler benar, peradaban baru telah lahir. Sungguh layak kita renungkan. Kualifikasi manusia pekerja macam apakah yang akan survive?

Apakah modal global dan perusahaan supertangguh global akan datang membawa manusia global yang perkasa? Yang pasti, dibutuhkah manusia sangat unggul! Knowledge base worker di mana nilai kreativitas diletakkan di tempat yang paling mulia. Lantas, bagaimanakah nasib rakyat negeri ini?

61 Tahun Sia-Sia

Tampaknya benar, di awal kemerdekaan Syahrir telah mengingatkan sifat asli bangsa ini. Indolent, menghamba-feodalist ik-paternalistik dan munafik. Pahit memang, berat untuk menerimanya. Tetapi, ada sisi baiknya, bangsa ini sebenarnya penurut, bukan pemberontak, dan selalu patuh pada pemimpin. Sangat mudah dimobilisasi!

Lantas, siapa pemimpinnya? China menggetarkan dunia! Dekrit Deng Xiaoping, the "863 Programs" membuat semua unsur China terpadu. Modal USD 625 juta mengubah China menjadi kekuatan High Tech yang dahsyat. Deng mampu melihat the big picture jauh ke depan. Jelas, Deng, Lee Kuan Yew, Mahathir tahu benar arti tanggung jawab, arti berbangsa, dan paham benar untuk apa kekuasaan dibebankan di pundaknya.

Merekalah yang membuat desain futuristik yang menyelamatkan bangsanya, bahkan jadi pemenang. Mereka tahu betul apa yang harus dilakukan dan kapan harus bertindak. Antisipasif, membangun Human Capital & Law Enforcement, sepenuhnya membantu perusahaan nasional yang sehat agar mampu bersaing dan membasmi parasit bangsa.

Lantas, apa saja yang telah dilakukan pemimpin bangsa ini? Stephen Young, Crony capitalist is not a capitalist, tapi hal paling terkutuk dari sistem kapitalis. Negara hancur, penjahat ekonomi semakin berkibar di luar, para elite makmur, dan rakyat membusuk. 61 tahun yang sia-sia, opportunity lost dan momentum hilang. Amat jelas, hari demi hari para pemimpin negeri ini meninggalkan jejak-jejak kehancuran.

AFTA telah disepakati! Di saat jarak kekuatan modal, teknologi, kompetensi yang begitu besar, social capital dan reputation capital lebur, pemerintah menerima pasar bebas. Artinya, lalu lintas uang, barang, jasa, dan tenaga terampil asing hadir di negeri ini tanpa batas. Pembantaian telah disepakati!

Manusia global yang perkasa hadir dan tak lama bangkai-bangkai manusia lokal berserakan di Bumi Pertiwi. Di saat mengerikan ini, apa yang dikerjakan pemimpin kita? Ngurusin Aa' Gym dan Yahya Zaini! Eh, pernah denger kisah nyata si-raja tega, suvenir kembang kertas dari uang beneran?


Ario Djatmiko, staf pengajar pada Universitas Airlangga Surabaya

No comments: